Assalamualaikum WrWb,
Saya Pandy Lazuardi di kesempatan kali ini saya akan memberitahukan pengertian dan contoh prosa lama.
Sebelumnya saya menulis ini karna ada tugas kampus yaitu menuliskan salah satu prosa lama,dimana Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal.
ciri ciri prosa lama
1. Statis, lamban perubahannya
2. Istana Sentris, bersifat kerajaan
3. Bersifat fantastis, bentuknya hikayat, dongeng
4. Di pengaruhi sastra Hindu dan Arab
dan saya memilih dongeng yang berjudul Rara Jonggrang dan Permintaan 1000 Candi. langsung saja ya kita ceritakan
1. Statis, lamban perubahannya
2. Istana Sentris, bersifat kerajaan
3. Bersifat fantastis, bentuknya hikayat, dongeng
4. Di pengaruhi sastra Hindu dan Arab
5. Tidak ada pengarang atau anonim
Rara Jonggrang dan Permintaan 1000 Candi
Alkisah, Raja Baka yang arif bijaksana mempunyai seorang putri yang sangat cantik, bernama Putri Rara Jonggrang yang berarti gadis langsing.
Pada suatu hari, kerajaan itu diserang oleh pasukan dari Pengging yang dipimpin Bandung Bandawasa.
Kerajaan yang dipimpin Raja Baka itu pun jatuh ke tangan musuh.
Saat bertemu Putri Rara Jonggrang, Bandung Bandawasa langsung terpikat oleh kecantikannya.
Lalu Bandung Bandawasa meminta Putri Rara Jonggrang menjadi istrinya.
Putri Rara Jonggrang amat bingung menerima lamaran itu.
Putri Rara Jonggrang sendiri tidak mencintai Bandung Bandawasa.
Putri Rara Jonggrang amat bingung menerima lamaran itu.
Putri Rara Jonggrang sendiri tidak mencintai Bandung Bandawasa.
Tetapi kalau terang-terangan menolak, malapetaka yang lebih buruk bisa terjadi menimpa Putri Rara Jonggrang.
Akhirnya, Putri Rara Jonggrang mengajukan syarat.
Putri Rara Jonggrang bersedia dijadikan istri, bila Bandung Bandawasa dapat mendirikan 1000 buah candi dalam semalam.
Putri Rara Jonggrang bersedia dijadikan istri, bila Bandung Bandawasa dapat mendirikan 1000 buah candi dalam semalam.
Bandung Bandawasa setuju.
Untuk mempercepat pembangunan candi-candi itu, Bandung Bandawasa mengerahkan pasukan makhluk halus agar membantu pekerjaannya.
Mengetahui hal itu, Putri Rara Jonggrang menjadi khawatir.
Mengetahui hal itu, Putri Rara Jonggrang menjadi khawatir.
Lalu Putri Rara Jonggrang mencari akal untuk menggagalkan pekerjaan Bandung Bandawasa.
Menjelang pagi, disuruhlah para dayang ke kampung-kampung.
“Pergilah kalian dan buatlah keramaian serta bunyi-bunyian,” seru Putri Rara Jonggrang kepada para dayang.
Para makhluk halus yang mendengar keramaian dan bunyi-bunyian dari kampung sekitarnya mengira hari telah pagi.
“Pergilah kalian dan buatlah keramaian serta bunyi-bunyian,” seru Putri Rara Jonggrang kepada para dayang.
Para makhluk halus yang mendengar keramaian dan bunyi-bunyian dari kampung sekitarnya mengira hari telah pagi.
Sehingga para makhluk halus begitu saja meninggalkan pekerjaan mereka yang belum selesai.
Memang para makhluk halus itu hanya bisa bekerja pada malam hari saja, karena mereka takut dengan cahaya matahari.
Bandung Bandawasa amat kecewa.
Bandung Bandawasa menghitung jumlah candinya sudah selesai 999 buah.
Sangat disayangkan, hanya tinggal 1 buah candi lagi yang kurang.
Bandung Bandawasa mengira usahanya sudah gagal memenuhi syarat perkawinannya.
Bandung Bandawasa amat kecewa.
Bandung Bandawasa menghitung jumlah candinya sudah selesai 999 buah.
Sangat disayangkan, hanya tinggal 1 buah candi lagi yang kurang.
Bandung Bandawasa mengira usahanya sudah gagal memenuhi syarat perkawinannya.
Tetapi Bandung Bandawasa amat murka, ketika tahu ia telah dikelabui Putri Rara Jonggrang.
Maka disihirlah Putri Rara Jonggrang menjadi patung batu untuk melengkapi candi hingga 1000 buah candi.
Sekarang pun, kita dapat menemukan arca Putri Rara Jonggrang di kompleks Candi Prambanan, Jawa Tengah.
Pesan Moral
Kecantikan bisa menimbulkan masalah, bila kita tidak bisa menjaganya baik-baik.
- Penulis: Nurul Ihsan
- Penyunting: Nurul Ihsan
- Ilustrator: Rachman
- Desainer dan layouter: Kamil Supriatna
- Penerbit: Transmedia Pustaka (Jakarta, Indonesia)
untuk sumber dari dongeng ini saya dapat dari sini.
EmoticonEmoticon