Assalamualaikum WrWb,
Saya Pandy Lazuardi di kesempatan kali ini saya
akan menulis tentang MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP, dimana tulisan kali ini di tujukan untuk memenuhi
tugas ke 3 mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
A. PANDANGAN HIDUP
Pengertian
pandangan hidup Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu
bersifat kodrati. Karena itu menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu
dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan Hidupmerupakan
suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani.
Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau
negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri
dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
B. CITA - CITA
Pandangan hidup terdiri atas
cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu
tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak
dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak
masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa
sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah
berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya
tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi,
do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “
Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti
kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita,
kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang
hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah
tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda
bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu
keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai
angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi
manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni
lunak, keras,dan lemah, seperti :
– Orang yang berhati keras, biasanya tak
berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan
rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati
keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
– Orang berhati lunak biasanya dalam usaha
mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia
tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil
juga mencapai cita-citanya.
– Orang yang berhati lemah biasanya mudah
terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia
berganti haluan dan berganti keinginan.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan pada
hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma
agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu
baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung
berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga
segi, yaitu :
Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan
baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati
untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim
terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun
manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang
menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia
adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai
anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus
mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia
berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur
perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak
Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang
selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan.
Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan
yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena
pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
D. USAHA/PERJUANGAN
Kerja keras untuk mewujudkan cita –
cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian
hidup manusia adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah
kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna.
Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin
menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu
atau jasmani/tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja
keras dengan otak/ilmunya daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja
keras dengan jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya
menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia
itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak
boleh bermalas – malasan, bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan
istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana
hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para
pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan
beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh
kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran
antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan
keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil
sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari
ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan
dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam
pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan
dan belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia, maka ketidak mampuan
akan kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat
diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem
ini diangkat ketingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha /
perjuangan warga negaranya sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran
antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok.
Keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan hidup /idiologi yang dianut oleh
suatu negara.
E. KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan
berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan
berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah
kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima
dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak
keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia
bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud
bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti
dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia
menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan
kehidupanakan diliputi oleh bimbang.
F. LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Akal dan budi sebagai milik manusia
ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi
mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak
manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari
kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia
mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat
terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik
maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan
sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya
itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa
dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin
lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung
jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik
dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari
sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari
keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “
sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah “ Agama dan
Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi
bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga banyak
orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya
banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya.
Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan
akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya : Agama
adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.”
Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar
manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya,
dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya :
“ Tidak ada paksaan untuk memasuki sesuatu
agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan jalan
(agama) yang salah.”
Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik
untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya
setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul
berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama
bagi kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum,
tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab
setiap saat kita memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama sampai
diakhir nanti.
Firman Allah SWT :
Yang artinya :
“ Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
akhirat ; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula
apa yang kamu minta.” (QS.Fushilat : 31).
G. CITA CITA YANG SUDAH DI RAIH
Cita cita yang saat ini sudah di raih mungkin bagi saya
seperti saya ingin mempunyai sebuah usaha di bidang fashion alhamdullilah untuk
saat ini saya sudah mempunyai toko kecil walaupun berbasis online.
Dan 1 lagi
cita cita yang sudah di raih adalah dengan bisanya saya memberi walaupun sedikit ke
orang tua dan adik adik saya dari hasil saya bermain game.
EmoticonEmoticon